Pengertian Ilmu Tauhid
Menurut arti harfiah
tauhid itu ialah “mempersatukan”, berasal dari kata “wahid” yaitu “satu” yang
berarti Keyakinan tentang satu atau esanya Tuhan dan segala pikiran dan teori
berikut dalil-dalilnya yang menjurus kepada kesimpulan bahwa tuhan itu satu.[1]
Dinamakan Ilmu Tauhid
karena tujuannya menetapkan ke-Esaan Allah dalam zat dan perbuatannya dalam
menjadikan alam semesta dan hanya Allah lah yang menjadi tempat tujuan terakhir
alam ini. Prinsip inilah yang yang menjadi tujuan utama dari pada ajaran Nabi
Muhammad Saw.[2]
Pembagian
Macam-Macam Ilmu Tauhid
A.
Tauhid asma wa sifat
( tauhid tentang dzat,nama-nama, dan sifat-sifat Allah)
Asma-asma Allah yang
berbagai macam dan Maha Tinggi tidak dapat diketahui kecuali dengan jalan wahyu
Ilahi. Allah lebih tahu tentang nama-namaNya dari pada pengetahuan yang
dimiliki hamba-hambaNya. Walaupun seorang nabi atau rasul yang telah diberi
keistimewaan dari manusia lainnya yang tidak mendapat hidayah wahyu ilahi,
tidak akan mampu menyamai pengetahuan Allah. Untuk mengenal Allah dengan segala
sifat-sifatNya yang tinggi,nama-namaNya yang baik, keagungan dan keindahan yang
dimilikiNya, manusia harus bepegang teguh pada dua prinsip:
1.
Jangan sampai
menamakan Allah dengan nama yang tidak digunakan untuk menamakan diriNya,tidak
disebutkan dalam Kitab-kitabnya,maupun tidak pernah keluar dari lidah
Nabi-nabiNya.
2.
Sesungguhnya tiada
manusia yang bisa menyamai Allah. Baik dalam perbuatan,perkataan,maupun
sifat-sifatNya. Secara Syar’i maupun secara akal tidak akan dapat menerima.
Mustahil jika ada manusia yang menyamai Allah.
Sifat-sifat Allah
yang telah dipercayai oleh orang mukmin tersebut mustahil jika ada yang
menyamai dengan sifat-sifat Makhluknya. Tentu berberbeda jauh sekali antara
khaliq(pencipta) dengan makhluk(ciptaanNya).[3]
Adapun Satu atau Esa
dalam sifatNya berarti:
1.
Satu persatunya sifat
Allah itu hanya satu,tidak terdiri dari bagian-bagian. Misalnya sifat kudrat
itu satu dan tidak terbagi-bagi, sifat ilmu satu dan tidak terbagi-bagi. Begitu
juga lain-lain sifat. Berbeda dengan sifat manusia,misalnya kekuatan atau
kekuasaan yang selalu terbagi-bagi,sebab kekuatan dan kekuasaan manusia tidak
bisa meliputi segala keadaan,segala suasana dan segala zaman. Ilmu alam,ilmu
ukur, dsb.
2.
Tidak ada yang
memiliki sifat Allah. Kekuatan/kemampuan atau kekuasaan atau kudrat manusia
tidak sama dengan kekuasaan atau kudrat Allah. Ilmu pengetehauan manusia tidak
sama dengan ilmu Allah. Segala perkiraan yang mempersamakan sifat Allah dengan
sifat makhluknya itu tidak benar.[4]
B.
Tauhid Rububiyah
Rububiyah berasal
dari kata “Rabb” yang mempunyai arti mencipta,memberi rezeki,memelihara,mengelola
dan memiliki. Allah adalah satu-satunya Zat Yang Maha Mencipta,Memberi
Rezeki,Memelihara,Mengelola dan Memiliki.[5]
Tauhid Rububiyah
ialah suatu kepercayaan, bahwa yang diciptakan alam dunia beserta isinya
ini,hanya Allah sendiri tanpa bantuan siapapun. Dunia ini ada, tidak berada
dengan sendirinya tetapi ada yang menciptakan dan ada pula yang menjadikan
yaitu Allah SWT.[6]
Allah ialah Rabb yang
benar untuk seluruh alam. Hanya dia lah yang menyandang sifat Rububiyah ini,tanpa
ada sekutu denganNya. Dia tidak mempunyai sekutu dalam sifat-sifat Rububiyah
yang benar, yaitu penciptaan,perencanaan,pengaturan,dan pemberian rizki.
Dia menganugerahkan,
memberi,melarang,atau mencegah,menyengsarakan,memberi manfaat,memuliakan,maupun
merendahkan.[7]
C.
Tauhud Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah
adalah mengEsakan Allah Ta’ala dan beribadah kepadaNya sesuai syariat yang
telah ditetapkan,sehingga manusia akan menyerahkan atau menggantungkan dirinya
kepada Allah agar mendapat rahmat dariNya. Tiada sesuatu yang dapat diserahi
semua itu selain Allah.[8]
Manusia bersujud
kepada Allah, Allah tempat meminta,Allah tempat mengadukan nasibnya, manusia
wajib mentaati perintah dan menjauhi laranganNya. Semua yang berupa kebaktian
langsung kepada Allah, tanpa perantara. Allah melarang menyembah selainNya,
seperti menyembah batu,menyembah matahari apalagi menyembah manusia. Itu semua
perbuatan syirik yang sangat besar dosanya dan dibenci oleh Allah,bahkan Allah
tidak akan mengampuni dosa musyrik itu.[9]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari semua penjelasan yang telah
dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa:
·
Ilmu Tauhid
adalah ilmu yang mempelajari tentang meniadakan persamaan terhadap dzat Allah,sifat-sifat,perbuatan,sekutu,ketuhanannya
maupun ibadahNya dan segala pikiran dan teori berikut
dalil-dalilnya yang menjurus kepada kesimpulan bahwa tuhan itu satu.
Adapun macam-macam
ilmu tauhid,sebagai berikut:
a. Tauhid asma wa sifat: yaitu meyakini
dan mengagungkan dzat,nama-nama,dan sifat-sifat Allah karena manusia tidak akan
bisa menyamai dzat,nama-nama maupun sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah.
b. Tauhid Rububiyah : yaitu meyakini
bahwa Allah
adalah satu-satunya Zat Yang Maha Mencipta,Memberi Rezeki,Memelihara,Mengelola
seluruh MakhlukNya.
c. Tauhid
Uluhiyah : yaitu mempercayai dan menyakini sepenuhnya bahwa Allah-lah yang
berhak menerima semua peribadatan makhluk dan hanya Allah sajalah yang
sebenarnya dan yang harus disembah.
[3] Abu
Bakar Jabir Al-Jazairi,Aqidah seorang
Mukmin,cetakan I (Solo:PUSTAKA
MANTIQ,1994),halm. 83-85
[5] Yunahar
Ilyas,Kuliah Aqidah Islam,cetakan
kesembilan belas
(Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam,2016), halm. 20
DAFTAR PUSTAKA
Zainuddin. Ilmu Tauhid
Lengkap.
1996. Jakarta:RINEKA CIPTA.
Abu Bakar Jabir Al
Jazairi. Aqidah Seorang Mukmin. 1994. Solo:PUSTAKA MANTIQ
Ilyas Yunahar. Kuliah Aqidah
Islam.
2016. Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)